Laman Utama

16 Januari, 2013

[7378] Bangau Oh Bangau, Kenapa Engkau Panggil Hujan?

Cerita cerita rakyat, tidak terlepas dari kiasan dan bidalan. Secara halus, dan bersahaja, dinukilkan para para Tok Selampit, dam kisah kisah masyarakat, yang bersimpang siur.

Senario ini dilihat dari kehidupan seharian, yang berniaga, melihat laba yang diidamkan, yang bekerja, melihat laba pulangan gaji, berapa bakal diperolehi. Namun itu semua bergantung pada persekitaran ekonomi yang mendatar, harap harap, ceteris paribus, lain lain faktor tidak berubah.

Mana mungkin ini berlaku, 7 tahun memunggah hasil mahsul, 7 tahun lagi bertahan, bekalan 7 tahun terdahulu digunakan, dan 7 tahun terkehadapan, meniti hari hari sama ada mendung, hujan tak jadi, walhasil, ceteris paribus, dianggapkan ianya tidak berubah, tersungkur dibumi, menongkah arus kegusaran.

Kebobrokan nilai kehidupan, diatas kesilapan silam, menggusarkan keadaan. 
Dimana bakal dicari ganti, kehidupan yang hilang, menerajui ketandusan demi ketandusan, melihat fatamorgana di padang pasir, lagi dicari, digali dan digarap, kekosongan dan keheningan sepanjang zaman.


Bangau dengan alasannya, begitu juga alam sekeliling dengan permasalahannya.


Hishamudin Alli
Kangar

Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan